MEDAN - Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang dilaksanakan di Hotel Grand Inna, Kota Medan, Sumatera Utara sudah dinyatakan ditutup oleh Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, Jum'at (27/9/2024) sekira pukul 14:30 wib.
Dari 40 Siswa, 37 dinyatakan Lulus, sedangkan tiga dinyatakan tidak lulus oleh kepala sekolah, Sugiatmo.
"Angkatan utama angkatan yang luar biasa, Proses SJI cukup panjang, ada satu bulan kita melakukan pendaftaran, tapi susah untuk mendapatkan 40 orang. Kenapa susah, itu ada batasan usia, " jelas Sugiatmo.
Tiga peserta yang dinyatakan tidak lulus karena tidak disiplin atau tidak menghadiri kegiatan. Diketahui bahwa kegiatan SJI dimulai sejak 23 September 2024 sampai dengan 27 September 2024.
"Hari pertama tidak datang 3 orang, hari kedua tidak datang satu orang
ada yang sakit tapi terus berjuang, ini kita apresiasi yang sakit, " tegas wakil ketua PWI Sumut bidang pendidikan.
37 peserta yang dinyatakan lulus diberikan piagam penghargaan dan sertifikat yang ditandatangani langsung oleh ketua umum PWI Pusat.
Baca juga:
Sri Hastjarjo, S Sos , Ph D: Pers dan Media
|
Ditempat yang sama, Gubernur Sumatera Utara, Dr. Ir. H. Tengku Erry Nuradi periode 2013-2016 mengucapkan terima kasih kepada ketua PWI Pusat yang telah menyelenggarakan SJI di Sumatera Utara.
"Karena adanya SJI ini, tentu akan membawa angin segar bagi dunia pers. Kalian sendiri yang mengikuti pendidikan ini tentunya banyak ilmu yang didapat. Untuk jadi wartawan semua orang bisa, tapi kalau untuk menjadi seorang jurnalis yang baik, itu belum tentu semua orang bisa, " pungkas Tengku Erry.
Tengkuh Erry menyebut, banyaknya tokoh - tokoh publik lahir dari jurnalis. Contohnya, Adam Malik.
"Pak Adam Malik, dia dari wartawan lalu menjadi menteri luar negeri dan akhirnya menjadi wakil presiden, " terangnya. (Alam)